Namanya juga uneg-uneg. Ya.. tempat nulis segala macam uneg!!!

Thursday, April 28, 2005

CERITA DARI INDIA

Sekedar berbagi cerita kesan-kesan gue tentang Mumbai, yang gue kunjungi 10 - 17 April 2005.


CERITA DARI INDIA
Dulu, waktu gue masih kerja di Bangkok.. ada issue IT Support Center tempat gue kerja akan dipindahkan ke India. Waktu denger issue itu sih gue nyantai aja… kalaupun emang iya, palingan gue juga dipindahin ke India.. So, what is the big deal?
Itu dulu.. sebelum gue “personally ke mengunjungi India. Coba kalau issue itu gue denger setelah Gue mengunjungi “Bombay/ Mumbai”,( yang katanya kota terbsear di India), mungkin yang terjadi adalah gue pasti akan ikut-2 an panik, underpressure, rambut rontok dan ketombean …. Karena, gue tahu persis gue nggak akan bisa survive lama2 di India.

Segitu jeleknya ya?

Ok, gue akan cerita sedikit pengalaman berkunjung ke India:

International Airport – Mumbai
gue + temen2 kantor dari SGP dan Jepang) sampai di mumbai tengah malam. Baru aja keluar dari pesawat, gue mulai merasakan tangan gue “gatal”-gatall di gigit nyamuk… kebayang kan dia airport aja banyak nyamuk ..
Airport Soekarno Hatta yang selama ini tidak begitu membaggakan, masih jauh lebih baik daripada Mumbai International Airport. Anyway, Gue jadi seneng, setelah mengunjungi beberapa negara, akhirnya gue menemukan juga ada intenational Airport yang lebih jelek daripada cengkareng… akh betapa senangnya…. Moral nasionalisme dan rasa bangga sebagai sebagai bangsa Indonesia gue semakin menggelora (Mengingat Airport di Indonesia ternyata bukanlah Airport terjelek di Asia). Merdeka!!!

Perjalanan Airport – Hotel.
Setelah sektiar 40 menit gatal-2 digigitin Nyamuk di Airport .. akhirnya selesai juga segala macam urusan bagasi dan custom, dan kita2 keluar airport. Suasana di luar Airport (arial penjemputan dan parkir) tidak kalah jeleknya dibandingkan Susana di dalam Airport… berdebu, bau, tidak bersih dan banyak sekali orang India-nya (heran)…. Yah kalau boleh gue gambarkan, suasana areal parkilnya mirip dengan suasana areal parkir Stasiun Jatinegara (kebayang kan?)

Setelah tingak tinguk” kiri kanan ketemu juga yang jemput dr hotel JW Ma’ errot. Pelayanan penjemputan JW Ma’ Errot asyik punya: mewah dan besar2 (mobilnya). Untuk menjemput kami berlima di siapkan 5 mobil sedan CAMRY terbaru (1 orang 1 mobil) lengkap dengan sopir berseragam “sopir” yang rapi. Mmmm….
Tapi, Walaupun telah desiadiakan 1 mobil untuk 1 orang, untuk praktisnya, kami hanya minta 2 mobil untuk mengantar kami berlima).

Perjalanan dari Airport ke Hotel ditempuh dalam waktu sekitar 30-40 menit. Dari Bandara ke hotel pemandangannya cukup mengharukan. Jalan-2 nya masih banyak yang berlubang (emang sdang diperbaiki sih), Terus, di kiri kanan jalan, yang keliatan adalah rumah-2/ apartement yang kotor dan berdebu…dan diberapa tempat di beberapa lokasi, banyak pemukiman kumuh.
Dibandingkan dengan Jakarta , mending ke mana2 (walaupun di Jakarta banyak juga perumahan kumuh-nya).


Hotel : JW Ma’ Errot
Suasana di Dalam Hotel
Hotel yang desidakan bagus banget : JW Marriot mumbai
http://marriott.com/property/viewallphotos/bomjw?WT_Ref=mi_left
Hotel nya terletak di pinggir pantai (Juhu Beach) yang menghadap langsung ke Samudera Arabia.. So, pemandangan dari kamar hotel sangat2 fantastic.
Berbatasan dengan pantai, terbentang kolam renang yang Ok punya, Jadi kalau Bosen ngeliatin pantai dan laut yang begitu-2 aja… kita tinggal mengalihkan pandangan ke kolam renang. Di jamin nggak bosen…

Suasana di Luar Hotel..
Beda banget dengan suasana di lingkungan hotel suasana di luar hotel kira-2 seperti suasana Cililitan – kramat Jati sebelum dibangung cililitan Mall.Kontras Banget.


Kolega dari India.
Menurut boss gue (yang juga orang India), orang India itu bisa dibilang agak2 keras kepala. kalau seseorang disuruh melakukan sesuatu, pertanyaan pertama yang keluar adalah Why? (why should I do this), ok. Setelah kita cape-2 nerangin alasan dan latar belakangnya…. Si orang India ini akan mikir gimana caranya supaya bisa melakukan yang kita minta itu dengan caranya sendiri. Jadi intinya mereka nggak mau disuruh2 …....
Gue jadi ngerti sekarang.. dulu waktu masih di Bangkok, gue sempet ditugasin untuk pegang “Report development” project buat Siemen China. Untuk bikin Spec nya gue mesti ngadain workshop 2 minggu di Shanghai, yang mana dalam 2 minggu workshop itu kita sudah banyak adu argumentasi / diskusi . Nah setelah specnya jadi, bayangan gue gue tinggal kasih ke programmer dan programmer tinggal ngerjain apa yang gue minta. Eh.. ternyata kejadiannya nggak begitu, programmer yang di assign ke gue ternyata dari India,(dgn sifat2 yg telah gue jelasin di atas) so, setelah cape2 workshop 2 minggu di Shanghai, gue mesti ngadain workshop lagi sama si programmer supaya si programmer ini mau ngerjain apa yang gue minta…… Cape.. (makanya, setelah setahun di Bangkok, rambut gue jadi tambah tipis

Tapi, justru cara berpikir “ngeyel” dan selalu mikir “alternative way “ kayak di atas yang membuat orang India jadi lebih creative dan cocok buat jadi programmer Cuma jeleknya prosesnya jadi tambah lama

Kota Mumbai (Bombay)
Ada yang bilang kota mumbai itu kayak Jakarta tahun 70-an. Bener juga sih… Cuma, menurut gue agak2 lebih kotor gitu.
Sebenernya kalau dilihat, bangunan2 nya banyak yang bagus-2. Banyak juga bangunan2 peninggalan Inggris.. Cuma gue herannya nggak dirawat gitu. Jadi keliatan kusam dan kotor.
Temen gue sampe comment gini: Kalau mo buka bisnis di India, buka bisnis Cet (paint) aja, kayanya semua gedung di India belum pernah di Cet ulang dari sejak dibangun,

Di kira orang India:
Kalau ke India jangan kaget nama gue ada di mana2.. Soalnya ada salah satu konglomerat di India namanya Mahindra.

Terus... Nggak tahu karena nama gue nama india or mungkin juga karena penampilan gue nggak banyak beda sama Sarukh Khan (tinggal di "gondrongin" dan dikurusin), beberapa kali gue di ajak ngomong bahasa India sama orang sini.
Karena gue nggak ngerti gue jawab nya Cuma "acha... acha..." sambil goyang-2 kepala,,,

Hampir di Hypnotis
gue sama temen-2 Jalan-2 ke yang namanya "Gateway India"... nah pas lagi jalan2 gitu ada seorang sahib yang dateng dari arah berlawanan sambil nabur-2 rin butir an sesajen gitu. Yang gue denger sih si Sahib ngomongnua "take this"-2.. nah nggak tahu kenapa gue nganggapnya si Sahib ini bagian dari atraksi wisata di sana, lagi bagi-bagiin butiran2 kembang ke wisatawan. Jadinya begitu dia bilang "take this" gitu, yah gue otomatis menengadahkan tangan gue untuk menerima apa yang mo dia kasih... Begitu tangan gue menengadah, dia langsung meletakkan butiran2 sesajen nya di tangan gue sambil menghitung : one.. two.. three... four... dst. nah selama dia menghitung begitu.. temen gue yang jalan bareng gue berulang kali bila "jangan diambil-jangan diambil!!!!" so.. akhirnya pada hitungan ke 7 (seven).. gue tarik lagi tangan gue dari tangan tuh Sahib and langsung Ngacir..
Si Sahib coba ngejer gue satu dua langkah... tapi gue dan temen gue cepet2 ngacir...

Setelah kita jauh dari si Sahib si temen gue nanya ke gue: kenapa gue kasih tangan gue ke tuh Sahib... yah gue cerita aja kalau si sahib berulang kali bilang "take this" dan gue pikir dia itu bagian dari atraksi wisata.. gue juga bilang selama megang tangan gue, si sahib itu menghitung dalam bahasa inggris 1,2 ,3 dst.... And you know what?? komentar temen gue adalah: yang dia dengar selama kejadian itu si sahib sama sekali tidak berbicara bahasa Inggris, yang dia denger si Sahib komat-kamit ngomong bahasa India kaya baca mantra gitu... hiiiii!!!!!! Kalau aja gue sendirian, mungkin gue sudah terhipnotis dan dirampok..

Penutup
Yah begitulah sekilas cerita dari India.. Point penting yang gue dapet dari India adalah: gue jadi ngerti kenapa sekarang orang India tersebar di mana-2 dan banyak memegang posisi kunci (khususnya IT), diantaranya:
1. selalu berpikir kritis dan alternative (kata lainnya “ngeyel” an)
2. lebih tahan menderita: karena di Indianya sendiri mereka sudah terbiasa hidup dengan infrastructure yang minim …..

Segitu dulu ceritanya

Hotel Taj Mahal














Best Regards
Mahendra Hariyanto