Namanya juga uneg-uneg. Ya.. tempat nulis segala macam uneg!!!

Tuesday, December 20, 2005

Bali-ku, Bali-mu, Bali kita… ke Bali yuk!!

“BALI-ku MENANGIS LAGI”, itulah judul surat elektronik yang ditulis Komang satu hari setelah BOM Bali II Meledak 1 Oktober lalu. Dalam suratnya, selain bercerita tentang kronologis kejadian peristiwa, Komang juga berpesan pada pembaca untuk membantu pemulihan kondisi Pariwisata Bali dengan tidak membatalkan rencana kunjungan ke pulau dewata itu.
Dalam surat itu pula, Komang mengekspresikan kekhawatirannya, perasaan tak menentu membayangkan dampak terburuk yang bisa terjadi pada pariwisata dan masyarakat Bali pasca Bom Bali II :
“Kami orang Bali harus kembali ambil cangkul dan menjadi petani” begitu tulis komang

Kekhawatiran Komang bukan tidak beralasan. Bom Bali I telah merubah drastis kehidupannya. Sebelum Bom bali I meledak, Komang pernah memiliki sebuah SPA dan aroma terapi house yang cukup populer di kalangan wisatawan Australia. Selain servicenya bagus harganya pun sangat competitive.

Oktober 2002, Bom bali I meledak, ratusan turis Australia menjadi korban dalam kejadian ini. Tak heran bila turis Australia, (yang notabene merupakan pelanggan terbesar SPA-nya Komang), enggan kembali mengunjungi Bali lagi.
Dampaknya pada usaha SPA Komang pun tak terhindarkan, semakin hari bisnis spa yang sedang berkembang itupun perlahan-lahan kekurangan pengunjung. Sampai pada akhirnya, mau tidak mau , usaha SPA yang dirintis komang dari nol itu haris ditutup. Habislah sudah harta benda dan modal usaha yang telah ditanamknnya pada bisnis spa itu. Gone with the wind… I meant... Gone with the bomb..

Untuk menyambung hidupnya , Komang harus mulai lagi semuanya dari nol. Pekerjaan sebagai supir taxi merangkap pemandu wisata pun dia lakoni.
Perubahan yang sangat drastis sebenarnya, dari seorang pemilik spa yang cukup sukses menjadi seorang supir taksi.

Selanjutnya, dari pekerjaannya sebagai pengemudi taksi dan pemandu wisata, Komang bisa menyisihkan pendapatannya sedikir demi sedikit sampai akhirnya cukup untuk mengambil kredit mobil yang bisa disewakan pada wisatawan .
Kehidupan yang terpuruk jatuh pasca Bom bali I itu pun berangsur-angsur mulai membaik kembaili. Tapi itu tidak berkangsung lama. Belum lagi kondisi ekonomi pulih seperti sedia kala , Bom Bali II meledak lagi 1 Oktober lalu.
Duh apalagi ini..” pikir komang.”

Ledakan itu telah terjadi. Kekhawatiran dan bayang-bayang suramnya masa depan menghantui kehidupan Komang.

Kini, 2 bulan lebih setelah Bom Bali II meledak, Komang belum banyak merasakan tanda-tanda pulihnya Pariwisata Bali.
Sampai akhir November lalu, Order menjadi pemandu wisata yang diterima hanya ada 2 order. Satu order dibulan Oktober dan satu order lainnya di bulan November.
Cukup mengkhawatirkan memang. Jika tidak ada perbaikan, bukan tidak mungkin Komang harus banting setir lagi untuk menyambung hidupnya. Kalau Bom Bali I telah merubah hidupnya dari seoarang pengusaha muda menjadi Supir taksi, setelah Bom Bali II, Ntah harus jadi apalagi dia sekarang ….
*******
Cerita Komang di atas adalah gambaran sekelumit dampak serangan teroris pada industri pariwisata dan masyarakat Bali. Kerusakan itu telah terjadi, bukanlah hal yang mudah untuk memperbaikinya.
Namun demikian, mungkin masih ada yang bisa kita lakukan membantu Komang dan masyarakat Bali pada umumnya.
Sederhana saja, kalau memang punya waktu dan budget buat berllibur di akhir tahun ini :
Just put Bali on your itinerary list.


Taipei, 20 Desember 2005

Mahendra Hariyanto.

** Komang dalam tulisan di atas, adalah teman penulis semasa SMA di Magelang, 1990-1993.

1 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Mas Mahendra, salam kenal. Saya juga sedih ketika mendengar Bali kita di bom ... memang orang-orang itu tidak peri kemanusian.... dan merusaknya.

2:09 PM, February 21, 2007

 

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home